Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Minggu, 20 Februari 2011

Marsma TNI Tedy Sutedjo, S.Sos : Di Indonesia Harga Nyawa Rendah


Marsma (TNI) Tedy Sutedjo, S.Sos

Marsekal Pertama (Marsma) TNI Tedy Sutedjo S.Sos Direktur Operasi dan Latihan pada Deputi Bidang Operasi SAR, BASARNAS berharap semua orang perlu mencontoh hal-hal yang sudah diperbuat oleh Bekasi—terutama hal yang sudah dilakukan komunitas peduli Informasi (KOMPI-887) di wilayah Perumahan Pondok Gede Permai (PGP)

“Kesadaran menyelamatkan nyawa manusia di Bekasi sangat tinggi. Bisa dilihat dari terbentuknya komunitas KOMPI dan pembangunan Pos Pemantau P2C ini. Padahal, di Indonesia ini harga sebuah nyawa masih sangat rendah,” kata Tedy saat memberi sambutan pada peresmian Pos Pemantau Pertemuan Kali Cileungsi-Cikeas dan Bekasi di Perumahan PGP Jatiasih, Sabtu, 19 Pebruari 2011.

Padahal menurutnya tugas kebencanaan bukan semata menjadi tanggung jawab Basarnas saja—tetapi butuh kepedulian masyarakat, LSM, Ormas, komunitas radio baik RAPI dan ORARI maupun perusahaan swasta dalam bentuk CSR. Pembangunan pos ini sendiri dibiayai oleh Bank Mandiri.

“Banyak korban justru jatuh akibat kepanikan yang berlebihan. Kepanikan bukan cuma terjadi pada warga, termasuk juga petugas. Untuk supaya kita tidak panik, mari kita persiapkan diri kita masing-masing,” kata perwira TNI berbintang satu dipundak ini.

Ia menambahkan, masyarakat perlu mengingat bahwa tidak ada kata meminta tolong dalam keadaan darurat bencana, karena pertolongan pertama datang dari diri sendiri. Makanya perlunya masyarakat diberikan pemahaman soal early warning system.

“Saya sempat mengunjungi sekolah Al-Azhar di Jakarta. Karena ada keponakan saya yang sekolah disana. Saya bilang, jangan harapkan guru-guru bakal menolong mereka (siswa,red), karena saat panik tidak akan sempat membantu orang lain. Harus diajari bisa menolong diri sendiri,” kata Tedy lagi.

Kalau masalah biasa, bisa kita antisipasi berdasarkan teori dan ketentuan lain. Lain hal dengan musibah atau bencana yang datang dengan tiba-tiba, apalagi Negara kita terletak di jalur bencana.

“Musibah tidak ada eskalasi yang jelas. Untuk itu jangan ditakutkan bencana itu, tapi mari kita persiapkan untuk menghadapinya,” kata Tedy berfilosofi.

Ia berharap dengan adanya Pos Pemantauan P2C ini, informasi dini kebencanaan terutama menyangkut banjir yang terjadi pada siklus 5 tahunan di Bekasi dapat diminimalisasi kerugian baik materi dan nyawa manusia.

“Kita siap membantu memberikan pelatihan kepada warga, sekalipun bukan merupakan tugas pokok saya. Nanti kita kirim yang khusus untuk itu,” janji Tedy.

Standar Tindak Awal

Tugas pokok Ditopslat adalah melaksanakan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang operasi dan latihan SAR serta pelaksanaan tindak awal operasi dan latihan SAR.

Sedangkan fungsinya antara lain pengerahan potensi SAR, pelaksanaan koordinasi tindak awal dan pengendalian operasi SAR; pelaksanaan kerja sama operasi dan latihan SAR baik di dalam negeri maupun dengan luar negeri; koordinasi, pendataan, dan perencanaan pengerahan potensi SAR; penyusunan standardisasi, sistem dan petunjuk operasi dan latihan SAR.

Pelaksanaan evaluasi dan pemantauan operasi SAR; pelaksanaan evaluasi dan pemantauan latihan SAR; pelaksanaan siaga SAR; pelaksanaan penggantian biaya operasi SAR; pelaksanaan pendataan instansi/organisasi berpotensi SAR; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. (tengku imam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar