· Pada kenyataannya Kementerian Pendidikan Nasional membutuhkan 70 ribu guru baru yang profesional setiap tahun
· Kebutuhan itu terutama harus dipenuhi sejak tahun 2011 hingga akhir 2014
KEBUTUHAN GURU NASIONAL 2010-2014
TAHUN | KEBUTUHAN |
2010 | 461.195 |
2011 | 56.982 |
2012 | 71.352 |
2013 | 75.685 |
2014 | 82.684 |
TOTAL | 747.898 |
Sumber : Analisa Ditpropen, Ditjen PMPTK 2009,
diolah kembali Litbang Majalah Komunitas
|
Dialog Guru Honorer Bekasi dengan Disdik |
Persoalan pendidikan di Indonesia hingga kini sangatlah komplek. Selain anggaran pendanaan, sarana dan prasarana, kualitas guru hingga kuantitas atau kebutuhan guru masih menjadi masalah serius dan pekerjaan rumah yang menghadang Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mulai tahun 2011 ini.
Saat ini tercatat total guru di Indonesia sebanyak 2,7 juta. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta atau 57,4% diantaranya belum berkualifikasi sarjana atau diploma empat (S1/D4). Belum lagi kompetensi, kualitas dan kualifikasi guru itu sangatlah beragam.
Untuk memenuhi kebutuhan guru yang mencapai 747.898 orang hingga 2014 (menurut data Direktorat Profesi Pendidik, 2009), salah satu solusi di tahun 2011 adalah Kemdiknas memberikan beasiswa kepada 5.000 mahasiswa tingkat akhir yang berprestasi dan berkeinginan menjadi guru.
“Ini salah satu cara memenuhi kebutuhan guru yang profesional, kompeten dan berkualitas,” papar Muhammad Nuh, Mendiknas di Malang beberapa waktu lalu. Ia sangat optimis hal ini dapat dicapai, apalagi Universitas Negeri Malang (UM) sebagai pelopor dan pencetak guru berkualitas memiliki komitmen membantu kebutuhan guru di Indonesia.
Data yang lebih mencengangkan terlihat dari analisa proyeksi kebutuhan guru untuk tingkat SDN, SMPN, SMAN, dan SMKN se Indonesia yang dilakukan oleh Direktorat Profesi Pendidik, Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kemdiknas 2009 lalu. Krisis kebuntuan atas rekruitmen guru terjadi sejak tahun 2010 hingga tahun 2014.
Tahun 2010 ini sebenarnya menurut analisa Ditpropen, kebutuhan guru mencapai 461.195 orang. Hal ini terutama untuk menutupi kebutuhan guru kelas sebesar 159.307 orang. Kebutuhan mendesak lainnya untuk mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) 87.144 orang, Bimbingan Konseling 44.916 orang, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) 31.437 orang, guru Agama 24.511 orang, guru Teknologi Informatika dan Komputer (TIK) 22.747 orang, dan guru Bahasa Inggris sebanyak 15.306 orang.
Secara umum kebutuhan guru kelas mulai dari tahun 2010 hingga akhir 2014 mendominasi dibandingkan dengan kebutuhan guru terhadap mata pelajaran tertentu. Berturut-turut kebutuhan guru kelas adalah 64.670 (2011), 33.860 (2012), 33,881 (2013), dan 35.275 (2014).
Sedangkan total kebutuhan guru dari tahun ke tahun menurut analisa Ditpropen, Ditjen PMPTK pada tahun 2011 sebanyak 56.982 orang, tahun 2012 sebanyak 71.352 orang, tahun 2013 sebanyak 75.685 orang, dan di tahun 2014 mendatang kebutuhan akan guru mencapai 82.684 orang.
|
Guru Honorer/GTT |
Namun berbeda dengan keterangan Prof DR Baedhowi MSi Dirjen PMPTK Kemdiknas kepada Komunitas saat melaksanakan wawancara khusus dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN) 2010. Menurutnya, jika dihitung rasio guru dengan siswa di seluruh Indonesia, kebutuhan agan guru sudah tidak menjadi masalah.
“Kecuali untuk guru SMK produktif (keahlian tertentu seperti teknik otomotif, dsb) memang masih krisis,” ungkap Baedhowi kepada Komunitas di ruang kerjanya, Rabu, 24 Nopember 2010 lalu.
Ia mencontohkan, idealnya rasio guru SMK dengan siswa sesuai dengan undang-undang antara 1 guru untuk 20-30 siswa. Kenyataannya saat ini berbanding 1:23. Sementara untuk perbandingan guru dengan siswa pada jenjang SD-SMA adalah 1:20, saat ini rasio siswa dengan guru hanya berkisar 1:18. “Itu artinya kita tidak kekurangan guru. Karena persoalan utamanya saat ini adalah distribusi guru yang tidak merata. Ada beberapa sekolah kelebihan guru, sementara di tempat lain justru kekurangan guru,” kata Baedhowi lagi.
Untuk itu ia berharap Pemerintah Daerah sebagai penanggung jawab distribusi guru di daerahnya diberi waktu selama 2 tahun untuk membenahi permasalahan tersebut. Hal ini sesuai dengan Permendiknas 39/2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas pada Satuan Pendidikan. Termasuk harus mengacu pada NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) penempatan guru di daerah harus dipatuhi bupati/walikota. Sehingga, tidak terjadi penumpukan guru di sekolah tertentu, sementara di tempat lain justru kekurangan guru. (tengku imam)
KEBUTUHAN GURU PER MATA PELAJARAN 2010-2014
MATA PELAJARAN | KEBUTUHAN |
2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 |
Guru Agama | 24.511 | 3.134 | 4.633 | 5.947 | 7.629 |
Penjaskes | 31.437 | 2.585 | 2.941 | 3.148 | 3.500 |
Guru Kelas | 159.307 | 64.670 | 33.860 | 33.881 | 35.275 |
PKN | 4.233 | 1.059 | 1.329 | 1.551 | 1.815 |
Bahasa Indonesia | 11.601 | 2.725 | 3.135 | 3.497 | 3.977 |
Bahasa Inggris | 15.306 | 3.047 | 3.442 | 3.733 | 4.130 |
Matematika | 11.165 | 2.331 | 2.729 | 3.083 | 3.505 |
IPA | 4.437 | 983 | 1.184 | 1.318 | 1.541 |
IPS | 4.402 | 716 | 860 | 997 | 1.180 |
Seni Budaya | 13.806 | 1.726 | 1.925 | 2.040 | 2.220 |
TIK | 22.747 | 1.651 | 1.695 | 1.769 | 1.831 |
MULOK | 87.144 | 2.790 | 3.076 | 3.255 | 3.481 |
Bimbingan Konseling | 44.916 | 3.746 | 3.980 | 4.192 | 4.488 |
Fisika | 3.486 | 832 | 945 | 1.046 | 1.161 |
Biologi | 1.664 | 797 | 887 | 1.006 | 1.156 |
Kimia | 2.969 | 813 | 941 | 1.077 | 1.232 |
Sejarah | 1.154 | 354 | 436 | 466 | 538 |
Geografi | 1.096 | 354 | 416 | 477 | 535 |
Ekonomi | 563 | 181 | 565 | 335 | 500 |
Sosiologi | 2.731 | 472 | 251 | 563 | 614 |
Antropologi | 747 | 455 | 477 | 508 | 525 |
Sastra Indonesia | 1.153 | 477 | 490 | 516 | 522 |
Bahasa Asing | 393 | 316 | 384 | 441 | 477 |
Keterampilan | 6.966 | 495 | 517 | 543 | 549 |
Kewirausahaan | 3.260 | 274 | 284 | 297 | 304 |
TOTAL | 461.195 | 56.982 | 71.352 | 75.685 | 82.684 |
Sumber : NUPTK 2009/Direktorat Profesi Pendidik diolah oleh Litbang Majalah Komunitas
Ket : Proyeksi Kebutuhan Guru SDN, SMPN, SMAN, SMKN secara Nasional