Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Selasa, 15 Februari 2011

Eksotisme Wisata Pantai Palabuhan Ratu



senja di Pantai Pelabuhanratu, Sukabumi
Pantai Palabuhanratu, atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi.

Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.

Karena tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.

Hotel Samudera

Dan bagi Anda yang berencana untuk menginap, ada banyak alternatif penginapan dengan harga yang bisa disesuaikan dengan kekuatan kantong Anda. Satu-satunya hotel berbintang tiga di kawasan itu adalah hotel Samudera Beach. Dengan lokasi tepat menatap lautan, hotel tertua yang dibangun atas inisiatif Bung Karno pada tahun 1962 ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Meski pantai yang terdapat di Hotel Samudera Beach (HSB) termasuk salah satu yang terbersih dan terindah, sebenarnya bukan itu yang menjadi daya tarik utamanya. Salah satu kamar di situ, yaitu kamar nomor 308 yang terletak di lantai 3 menjadi salah satu kamar hotel terpopuler di Indonesia. Banyak pengunjung yang menginap karena tertarik pada romantika kamar tersebut. "Berdasarkan wangsit yang diterima Bung Karno, hotel ini hanya boleh dibangun asal disediakan satu ruangan kosong," ujar Yadi, salah seorang Pegawai Dinas Pariwisata  kabupaten sukabumi.

Konon, di kamar inilah BK menjalin hubungan cinta dengan Penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Begitu Anda masuk kamar tersebut, suasana mistis memang segera langsung terasa. Ruangannya didominasi warna hijau, karpet hijau, keramik hijau, gordin hijau, dan tak lupa bau kemenyan begitu keras menyengat. Delapan lukisan Ratu Kidul dari berbagai versi salah satunya karya asli Basuki Abdullah dan dua lukisan BK menutupi dinding kamar tersebut.

Tak jelas, apakah benar BK mempunyai hubungan khusus dengan Sang Nyai. Apalagi menurut Yadi, BK hanya sempat sekali berkunjung ke HSB. Yang pasti, BK meninggalkan salah satu karyanya di hotel tersebut.

Jika Bali memiliki Pantai Sanur, Kuta atau Legian, maka Pantai Palabuhanratu dianggap mempunyai keindahan setara dengan pantai-pantai terkenal di Pulau Dewata tersebut. Pesisir pantainya asri dengan pasir putih terhampar di sepanjang hampir 10 km. Banyak aktivitas yang dapat Anda lakukan di sini, seperti berenang, bermain kano, menyelam, snorkeling atau sekadar berjemur dan menikmati pemandangan. 

Area Samudera Beach

Suasana kian romantis ketika kita menikmati senja merah merona di batas cakrawala. Lukisan alam yang terjadi seakan menepis segala gundah dan melerai rasa letih. Lansekap jingga saat mentari terbenam begitu kontras berpadu dengan radasi warna biru laut. pantai palabuhanratu  merupakan tempat wisata yang bisa ditemukan di pantai ini dengan berjalan kaki santai . Hotel Inna Beach ini atau yang dinamakan dengan samudra hotel,  terletak di tepi pantai. Ada legenda yang berkembang bahwa kamar yang berda dihotel ini dihuni oleh ratu kidul atau yang disebut Nyi Roro Kidul.

Tersedia tempat penginapan yang representatif buat Anda, mulai dari hotel bintang tiga hingga bintang lima memadati kawasan pantai. Tidak hanya itu, puluhan restoran juga siap memanjakan lidah Anda selama berwisata di sana. Jangan lupa mencicipi hidangan khas Sunda berupa ayam taliwang dan plecing kangkung,serta ikan bakar yang masih segar.

Legenda

Lukisan Nyai Rara Kidul, Ratu Laut Selatan,
Di jaman Belanda, cikal bakal kawasan wisata ini dimulai dari sebuah tempat yang disebut Gado Bangkong. Tempat yang menjorok ke laut itu menjadi pelabuhan bongkar muat bagi kapal-kapal yang merapat ke pantai. Entah siapa yang pertama kali menyebut kawasan ini dengan nama Palabuhan Ratu. Yang pasti, menurut yadi seorang pegawai dinas pariwisata palabuhan ratu, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan sang ratu Kidul. Dalam satu riwayat, diceritakan bahwa nama itu justru berhubungan erat dengan sejarah Prabu Siliwangi.

Nama Ratu di sini ternyata merujuk pada nama putri terakhir Sang Prabu, yaitu Ratu Purnama Sari. Dialah yang melahirkan Nyai Ratu Palabuhan. Kelak nama itu dibalik dan menjadi sebutan populer untuk daerah sini yaitu Palabuhan Ratu. Kemungkinan besar, Nyai Ratu itu malah tidak hidup di daerah yang sekarang ramai disebut Palabuhan Ratu. Diduga, ia justru tinggal di daerah Pasir Pogor, Cidadap, beberapa kilometer dari tempat itu. Tapi yakin saja, konfirmasi atas kebenaran domisili ini tak akan mengubah apa-apa tentang Pelabuhan Ratu.

Goa Dan Air Panas

Bagi Anda yang tidak ingin menginap, mungkin musti bergegas untuk menjelajahi tempat-tempat wisata di sekitar Palabuhan Ratu. Ada banyak tempat menarik yang bisa Anda kunjungi, misalnya saja ke Goa yang disebut dengan Rawa Kalong. Seperti namanya, gua yang terletak sekitar 3 kilometer dari pusat kota kecamatan ini memang menjadi markas metamorfosis Count Dracula. Makanya, kebanyakan orang justru lebih nyaman menikmati goa itu dari luar, sore-sore dalam keremangan senja, ketika ribuan kalong atau kelelawar menutupi langit.

Jika Anda merasa tidak nyaman melihat tikus terbang itu, mungkin pemandian air panas Cisolok adalah alternatif yang paling menarik. Hanya memperpanjang perjalanan Anda ke arah Barat sekitar 3 kilometer lagi, Anda sudah bisa menikmati hangatnya air belerang yang diyakini merupakan obat mujarab untuk rematik dan penyakit kulit lainnya.

Bagi yang menyukai wisata ziarah, Anda pun bisa berkunjung ke banyak situs makam kuno yang banyak tersebar di bukit-bukit yang menjulang memagari Palabuhan Ratu. Sebut saja Gunung Tangkil. Di puncak bukit ini terdapat tanah lapang seluas sekitar 30 meter persegi. Di situ terdapat makam Embah Bapung Alas, Embah Lanang Jagad dan Embah-embah lain yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai sesepuh dan penguasa Palabuhan Ratu.

Masyarakat pantai selatan khususnya Palabuhanratu percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Konon, ia adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan - nama lain dari Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.

Pada bulan April biasanya masyarakat sekitar Palabuhanratu mengadakan ritual upacara adat Hari Nelayan. Hari Nelayan dimaksudkan sebagai syukuran atas rezeki yang telah mereka dapatkan dari hasil laut dan agar dijauhkan dari bencana. Biasanya dalam upacara ini disediakan sesaji berupa kepala kerbau yang nantinya akan dilarung ke tengah laut.

Pada bulan April biasanya masyarakat sekitar Palabuhanratu mengadakan ritual upacara adat Hari Nelayan. Hari Nelayan dimaksudkan sebagai syukuran atas rezeki yang telah mereka dapatkan dari hasil laut dan agar dijauhkan dari bencana. Biasanya dalam upacara ini disediakan sesaji berupa kepala kerbau yang nantinya akan dilarung ke tengah laut.

Pantai Palabuhanratu juga dikenal sebagai tempat bertelur dan berbiaknya penyu yang terancam punah, dan karenanya termasuk salah satu binatang yang dilindungi di dunia. Namun demikian penyu-penyu di Pantai Palabuhanratu masih sering ditangkapi untuk dimakan dagingnya sementara badannya dan kulitnya dijadikan cendera mata dan telurnya diambil untuk dikonsumsi masyarakat.

Pelabuhan Ratu menyajikan panorama Samudera Indonesia yang aduhai. Kebun karet, pasir putih, hutan, dan budaya setempat menjadi paduan yang unik. Ada pula hotel yang menyisakan misteri klasik tentang penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul.

Banyak pantai indah bertebaran di pesisir Selatan Jawa. Terentang mulai dari Grajagan di Jawa Timur pantai ini menjadi ajang turnamen tahunan selancar internasional, Parangtritis dan Baron di Yogya, hingga Pangandaran dan Ujung Kulon di Jawa Barat yang menjadi cagar alam nasional. Terselip di antaranya adalah Palabuhan Ratu yang menjadi salah satu ikon pariwisata Sukabumi.Terletak sekitar 50 kilometer arah Selatan Kota Sukabumi, atau sekitar 160 kilometer dari Jakarta, Palabuhan Ratu menjadi kawasan wisata keluarga yang hangat dan ideal. Di sepanjang jalan beraspal mulus yang menyusuri tepi pantai sepanjang 6 kilometer itu, berjajar penginapan, rumah makan, kafe atau sekadar losmen kecil dan warung mie rebus.

Yang menarik dari kawasan ini adalah komposisi alamnya. Ketika tubuh Anda terguncang-guncang akibat banyaknya lobang di sepanjang jalan raya menuju kawasan ini, di kanan kiri Anda terbentang hutan karet dan kebun cengkeh yang rimbun menghijau. Lumayan, karena itu pasti akan sedikit mengobati kepenatan Anda berkendara.

Lalu, ketika jalan terasa menjadi semakin halus dan bersahabat, pemandangan pun segera berganti. Aroma pantai yang kental dan angin yang berhembus lebih kencang menyelusup di antara sawah-sawah yang waktu itu mulai menguning. Padi-padi itu, hanya terletak beberapa puluh meter dari ombak yang saling berkejaran menciptakan buih.

Pantai Cimaja Menjadi Alternatif Peselancar Dunia.

Pantai Cimaja di Sukabumi disebut-sebut akan bisa menyaingi keunggulan wisata alam Tangkuban Perahu dan Pantai Pangandaran di Jabar. Cimaja, yang berada di Pantai Palabuhan Ratu Sukabumi ini merupakan lokasi asik bagi peselancar.

"Objek favorit di Jabar saat ini memang masih Tagkuban Parahu dan Pantai Pangandaran, tapi sekarang kita mau mempromosikan Cimaja sebagai lokasi surfing yang bagus di Jabar, gelombangnya bagus," ujar Kepala Disparbud Jabar Herdiwan dalam jumpa pers di Kantor Disparbud Jabar, Jalan LRE Martadinata, Jumat (11/2/2011).

Ia menuturkan, Cimaja saat ini telah memiliki sarana publik dasar sebagai objek wisata. "Di sana sudah ada MCK, dan tempat parkir. Lokasi Cimaja itu ada di Palabuhan Ratu, Cisolok Sukabumi," terangnya.

Cimaja, jelas Herdiwan terletak kurang lebih 65 kilometer dari Sukabumi atau sekitar 4 jam dari Bandung. Pantai laut selatan yang memiliki gelombang tinggi ini akan jadi surga bagi para surfer. (biro sukabumi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar