Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Sabtu, 12 Maret 2011

PINTU AIR ISLAMIC CENTER : Kondom pun Hambat Baling-Baling Pompa


Pintu Air Islamic Center/Majalah Komunitas
BEKASI (Majalah Komunitas) – Upaya penanggulangan bencana banjir di Kota Bekasi sudah mulai teratasi, terutama untuk warga yang bermukim di sepanjang Saluran (BSK) Bumi Satria Kencana yang memanjang mulai dari Galaxy hingga ke Perumnas II, Kecamatan Bekasi Selatan. Hal ini terkait dengan beroperasinya pintu air Saluran BSK di samping Islamic Center, Jl. Ahmad Yani, Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi.

“Dengan adanya pompa ini, sudah mampu mengatasi 14 perumahan dan pemukiman di sekitar saluran BSK,” kata Erik (30 tahun) penjaga tetap pintu air Islamic Center kepada Komunitas beberapa waktu lalu.

Pintu air ini resmi beroperasi sejak akhir Desember 2010. Dengan kapasitas kemampuan 3.000 liter per detik, pintu air Islamic Center dapat mengurangi dampak sosial, bencana siklus 5 tahunan dan 10 tahunan di Kota Bekasi, utamanya di wilayah Bekasi Selatan. Sebelum pintu air dioperasikan, 14 perumahan dan permukiman yang berada di sepanjang Saluran BSK kerap tergenang banjir akibat luapan (air balik,red) dari Kali Bekasi melewati saluran. Ditambah lagi, adanya hujan lokal, sehingga saluran tersebut tidak mampu menampung air yang menyebabkan genangan di beberapa perumahan yang memang sangat rendah.

Pintu Air Islamic Center terdiri dari 4 pintu dan 2 mesin pompa dengan kapasitas masing-masing 1.500 liter per detik. Dari 4 pintu yang tersedia, dua pintu yakni pintu 2 dan pintu 3 merupakan pintu elektrik, yakni pintu yang digerakkan dengan aliran listrik—cukup dengan memencet tombol naik turun, pintu sudah beroperasi dengan sendirinya. Pintu elektrik tersebut hanya butuh waktu 10 menit untuk menaikkan dan menurunkan pintu air.

Erik, penjaga pintu/Majalah Komunitas
“Kalau yang manual (pintu 1 dan 4,red) perlu waktu 1 jam untuk naik. Tapi yang elektrik cukup 10 menit—kalau sudah turun dan menyentuh dasar, mesin otomatis mati sendiri,” ujar Erik yang masih berstatus TKK ini.

Untuk perawatan mesin dan pintu, Erik mengaku memanaskan mesin 2 hari sekali antara 2-3 menit. Sedangkan menghindari kerusakan pada pompa, sampah di bantaran saluran BSK diambil setiap 3 bulan sekali.

“Soalnya pompa sangat sensitive dengan hal-hal berbau sampah, misalnya kondom bisa menghambat laju baling-baling,” terang Erik, karena pompa bahkan dapat rusak jika kemasukan sampah yang kecil sekalipun.

“1 mikron yang lebih kecil dari millimeter juga bisa menghambat dan merusak baling-baling, makanya kita harus ekstra hati-hati,” ujar TKK di Dinas Bina Marga dan Tata Air ini. (bang imam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar