Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Kamis, 15 Maret 2012

Raker PAUDNI di Yogyakarta


Prof. Lidya Freyani Hawadi, Ditjen PAUDNI
Yogyakarta – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAUDNI merupakan agenda tahunan yang membahas keterkaitan pendidikan anak usia dini nonformal dan informal terhadap dampaknya pada pendidikan untuk semua (PUS). Tahun ini, tujuan besar yang ingin dicapai adalah tercapainya target PUS pada 2015 mendatang.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal (PAUDNI), Lidiya Freyani Hawadi, mengatakan, hubungan pusat dan daerah perlu ditata lagi untuk mencapai PUS. 

Beberapa kebijakan di Kemdikbud ada yang strukturnya kurang jelas dan susah dilaksanakan di daerah. Otonomi daerah merupakan salah satu pemicu tidak berjalannya kebijakan tersebut di daerah. 

“Misalnya dana bantuan sosial untuk UPT di daerah, (dana) itu ada dan besar, tapi ternyata tidak ada kewenangan untuk menjalankannya,” ujarnya usai membuka Rakornas PUS di Hotel Saphir, Yogyakarta, Rabu (14/03).

Lidiya menyatakan, program dan kebijakan kementerian sangat bergantung pada daerah dalam pelaksanaannya. Dengan adanya keterbatasan intervensi yang disebabkan oleh otonomi daerah, Lidiya mengungkapkan, pihaknya sedang memikirkan pola bantuan sosial yang relevan. 

Sejalan dengan hal tersebut, sedang dievaluasi juga hal-hal yang berhubungan dengan tenaga pendidik. Bagaimana komunitas-komunitas kursus bisa disetarakan dengan diploma satu atau diploma dua. 

“Meski ini adalah ranah perguruan tinggi, namun kita sedang mencari korelasinya,” tuturnya.

Kepada kepala daerah dan kepala dinas pendidikan Lidiya mengimbau agar benar-benar proaktif dan menggerakkan alokasi anggaran 20 persen dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). 

Tidak hanya itu, pengawalan terhadap alokasi 20 persen itupun harus serius dilakukan agar program-program yang dijalankan tepat sasaran, efektif, dan efisien. (AR)

Sumber : Kemdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar