Saat ini penderita autis, hiperaktif atau ADHD di Indonesia sudah meningkat. Sekalipun memang belum ada data pasti, dan belum ada yang melakukan survey terhadap jenis kelainan ini. Disisi lain, lemahnya pengetahuan orang tua untuk mengetahui dan mendeteksi dini terhadap kemungkinan anaknya menderita autis.
Belum lagi di Kota Bekasi khususnya masih sangat jarang sekolah mulai dari TK-SD yang menerima anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Termasuk didalamnya minimnya upaya pemerintah menyediakan sekolah dan guru mengantisipasi kemungkinan semakin berkembangnya kemungkinan tingginya anak yang menderita autis.
Adalah TK Islam Aulia di Jatisampurna Kota Bekasi salah satu yang menerima anak yang berkebutuhan khusus itu. Menurut dr Herly Agus kepala sekolah TK Aulia ia sangat prihatin dengan konsep perkembangan pendidikan di Kota Bekasi yang lebih berorientasi terhadap bisnis ketimbang memahami kebutuhan dan konsep pendidikan anak usia dini itu sendiri.
Atas keprihatinannya tersebut lah ia mendirikan TK yang menerima siswa yang memiliki program untuk anak hiperaktif/ADHD. Beberapa rekomendasi yang ia lakukan dan tekankan terhadap guru pendamping antara lain; guru mengajar dengan hati, member kasih saying dengan tulus, menyadari bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda sehingga penanganan setiap anak disesuaikan dengan kebutuhan anak itu sendiri.
Guru harus memahami setiap tahapan perkembangan anak dengan baik. “Guru juga harus bersifat terbuka, konsisten, mau menambah pengetahuan dan pengalaman dalam belajar program anak hiperaktif/ADHD,” kata dr Herly pemegang Juara II Kepala Sekolah Berprestasi Tahun 2010 Tingkat Jawa Barat dengan tema presentasinya ‘Teknik dan Strategi Efektif Pembelajaran Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak Yang Hiperaktif/ADHD’. (001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar