Subak Jadi Warisan Dunia

SUBAK BALI, perlu didukung seluruh Bangsa Indonesia, tunjukkan dukunganmu 24 September

Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan mengadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas ditetapkannya Subak Bali sebagai warisan dunia oleh UNESCO. 

Perayaan tersebut akan berlangsung pada 24 September mendatang di Bali. 

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti mengatakan, acara akan dihadiri para pejuang Subak, pemerintah pusat dan daerah, masyarakat dunia, serta masyarakat Bali, terutama masyarakat di lima kabupaten yang memiliki Subak sesuai yang diajukan ke UNESCO, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung, Buleleng, dan Tabanan. 

Hal itu dikatakannya saat melakukan rekaman talkshow di studio MetroTv, Jakarta, (6/9), bersama Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Arief Rachman. 

Wiendu mengatakan, saat perayaan nanti, akan ada long march dari satu kabupaten ke kabupaten lain, dan akan diletakkan prasasti di setiap kabupaten, termasuk dokumen UNESCO terkait penetapan Subak Bali sebagai warisan dunia.

“Konsepnya adalah bersyukur atas ditetapkannya Subak oleh UNESCO. Dan kita akan kemas se-merakyat mungkin,” tuturnya. 

Ia menambahkan, layaknya sebuah kenduri (pesta), berbagai hiburan rakyat berupa kesenian dan tarian Bali akan memeriahkan momentum syukuran tersebut. Diperkirakan ribuan orang akan hadir, baik masyarakat Indonesia, maupun masyarakat internasional.

Salah satu tujuan digelarnya perayaan tersebut adalah untuk menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat atas kepemilikan kita terhadap budaya bangsa yang telah menjadi warisan budaya dunia. 

 “Penting adanya kesadaran bahwa apa yang mereka miliki itu luar biasa, harus dijaga baik-baik, apalagi dunia ikut memonitor,” jelas Wiendu. 

Karena apabila UNESCO menilai usaha Indonesia terhadap pelestarian dan perlindungan warisan dunia lemah, maka warisan dunia tersebut akan masuk ke dalam daftar bahaya, bahkan status warisan dunia bisa dicabut.

Karena itu Arief Rachman juga melihat momentum perayaan Subak Bali ini penting. Menurutnya, dunia semakin memahami dan menghargai nilai-nilai budaya. Dibutuhkan komunikasi dan interaksi yang baik antara pemerintah Indonesia dengan UNESCO. 

“Indonesia perlu menjelaskan kalau ada (warisan dunianya) yang masuk daftar bahaya. UNESCO akan menghargai dan menghormati. Yang penting harus ada kontak dan dialog antara UNESCO dengan Indonesia,” tegasnya. (DM/kemdikbud)