Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Jumat, 21 Januari 2011

Liza R Sutadi: Anak Autis Hindari Susu, Terigu dan Gula


Bekasi Selatan – Terapi untuk anak autis sebaiknya sudah dilakukan sedini mungkin. Proses terapi dapat dilakukan sejak usia 2-3 tahun. Karena tanda-tanda apakah seorang anak mengalami autis sudah dapat dilihat pada usia tersebut.

“Namun yang lebih penting orang tua harus lebih ketat mengawasi pantangan bagi anak yang berkebutuhan khusus tersebut,” kata Liza R Sutadi terapis autis dari KID Autis Back to ABA saat simulasi penanganan autis terhadap orang tua siswa di TK Negeri Pembina Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

Dengan adanya simulasi dan pengetahuan yang baik terhadap orang tua, ia berharap terapi yang baik dan diet ketat terhadap pantangan demi mencapai keberhasilan terapi bergantung banyak pada orang tua.

“Kalau orang tua tetap memanjakan anak tanpa diet ketat, maka terapi juga sia-sia. Terutama yang tidak boleh diberikan terhadap anak autis misalnya minum susu kaleng, makanan yang mengandung terigu dan gula,” ingat Liza.

Dia juga memberikan pengetahuan soal tanda-tanda anak autis antara lain dapat terlihat dari telat bicara antara 2-3 tahun, bicara 1 kata kemudian hilang/hanya babbling (suara/kata yang tidak ada artinya), tidak ada kontak mata, lebih senang menyendiri. Kemudian, tidak bisa bersosialisasi dengan anak lain, tidak bisa menunjuk apa yang diinginkan, tidak bisa mengkomunikasikan dengan bahasa tubuh, stimulasi diri seperti : jinjit-jinjit, hand plaping (mengepakan tangan), memutar benda-benda atau dirinya sendiri.

Ada juga tanda-tanda dari kebiasaan seperti senang  terhadap objek tertentu (mis, tombol telepon, keyboard dll) atau melakukan sesuatu hal yang tidak fungsional berulang ulang (buka tutp pintu, nyala matikan lampu dll).

“Jika terjadi antara 2-3 dari kategori tersebut, dapat dipastikan anak itu menderita autis,” terangnya.

Namun, perlu diketahui autis dapat disembuhkan, asalkan pola diet ketat dan disiplin orang tua menjaga anaknya terhadap pantangan bagi sianak autis. “Misalnya, sebaiknya ibu-ibu memberikan ASI terhadap anak hingga usia 2 tahun,” kata Liza kepada orang tua siswa yang sekaligus melaksanakan simulasi penanganan terapi terhadap anak autis.

Sementara factor penyebab anak autis misalnya disebabkan oleh polusi udara/lingkungan, makanan si ibu saat hamil terutama dari kerang-kerangan dari laut tercemar, minum obat tanpa resep dokter, faktor genetik atau keturunan, termasuk jika sang ibu sering mengkonsumsi narkoba. (001/red)      

Tanda-Tanda Anak Autis

1.       Telat bicara antara 2-3 tahun
2.       Bicara 1 kata kemudian hilang/hanya babbling (suara/kata yang tidak ada artinya)
3.       Tidak ada kontak mata 4. Lebih senang menyendiri
4.       Tidak bisa bersosialisasi dengan anak lain
5.       Tidak bisa menunjuk apa yang diinginkan
6.       Tidak bisa mengkomunikasikan dengan bahasa tubuh
7.       Stimulasi diri seperti : jinjit-jinjit, hand plaping (mengepakan tangan), memutar benda-benda atau dirinya sendiri
8.       Senang  terhadap objek tertentu (mis, tombol telepon, keyboard dll)
9.       Melakukan sesuatu hal yang tidak fungsional berulang ulang (buka tutp pintu, nyala matikan lampu dll)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar