Cari Blog Ini

LAPORAN UTAMA, PENDIDIKAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, DAERAH

Minggu, 27 Februari 2011

Jalan di Terowongan Ahmad Yani Bahayakan Pengendara


terowongan ahmad yani berlubang/Majalah Komunitas
BEKASI (Majalah Komunitas) – Jalan di terowongan Ahmad Yani di depan Apartemen Mutiara Bekasi rusak parah. Kerusakannya mengakibatkan pengendara harus berhati-hati karena jalan berlubang menganga dengan kedalaman sekira 10 cm.

Jalan ini cukup merepotkan, selain persis di terowongan, penerangan lampu sudah tidak berfungsi bila di malam hari. Belum lagi bila musim hujan, air tergenang di lokasi tersebut, sehingga lubang yang menganga itu mengancam keselamatan pengendara.

Budi, salah satu pengendara yang biasa melewati terowongan itu mengaku kalau jalan rusak tersebut dibiarkan Pemerintah Kota Bekasi sudah hampir setahun terakhir. Ia berharap agar jalan tersebut segera diaspal dan membuat drainase jalan hingga tidak tergenang saat banjir.

“Kalau musim hujan dan pada malam hari, saya tidak berani lewat situ mas. Padahal kalau kita dari arah Kota Bekasi menuju Tol Barat harus melewati terowongan ini. Karena kan tidak boleh belok kanan langsung ke tol, ditutup sama petugas. Pemkot harus segera membereskannya,” ungkapnya kepada Majalah Komunitas.

Dari pantauan Majalah Komunitas terowongan itu memang jalan utama menuju pintu Tol Barat dari arah Bekasi Kota. Sebab, lampu merah depan Mega Bekasi Hypermall (MBHM/Giant) tidak diperbolehkan belok kanan langsung menuju pintu tol—sehingga pengendara harus memutar lewat terowongan Ahmad Yani yang berlubang dan berlumpur jika dimusim hujan. Penerangan jalan di terowongan tersebut juga tidak berfungsi dengan baik. Termasuk tersumbatnya lubang air ke drainase jalan. (red/001)

BOS DI SWASTA KURANG TRANSPARAN

Ass..

Saya seorang guru SMP di sebuah yayasan di wilayah bekasi. Belakangan saya mendengar bahwa sesungguhnya sekolah kami mendapatkan dana BOS. Akan tetapi selama ini setiap kami berbincang-bincang pihak yayasan maupun kepala sekolah selalu bilang bahwa sekolah kami tidak menerima dana BOS dan tidak ada donatur dari manapun. Sampai akhirnya datanglah team assesor kesekolah ketika akreditasi sekolah kami,maka terjawablah semua pertanyaan yang selama ini ada didalam benak kami. Ya Sekolah kami mendapatkan dana BOS.
 
Lantas kemana semua dana itu??????
 
Padahal setiap bulan para siswa wajib membayar SPP dan ketika UAS/ATS semua siswa wajib membayar. Sedangkan kami para guru mendapatkan honor dibawah standart hanya Rp 7000/jam dan tidak ada biaya transportasi ataupun lain-lain. Apabila dana BOS diperuntukkan untuk siswa,tidak ada penjelasan ataupun laporan kepada kami baik dewan guru ataupun wali murid kemana pengalokasian dana tersebut. Hanya dari pihak yayasan dan kepsek serta bendahara sekolah saja yang mengetahuinya.
 
Tolong bantu saya untuk dapat lebih jelas lagi apa fungsi dan pengalokasian dana BOS sesungguhnya.
 
Terimakasih.
 
REDAKSI : Laporan via email ke Majalah Komunitas (email sudah dijawab)

Rabu, 23 Februari 2011

Billy Elliot untuk Korban Merapi


Billy Elliot (baju putih-tengah)
BEKASI (Majalah Komunitas) – Ditahun 80-an Inggris dilanda demo besar-besaran dari pekerja tambang. Sebab, tahun itu puluhan tambang yang menjadi tulang punggung rakyat Inggris ditutup pemerintah, sehingga mengakibatkan pekerja tambang lainnya melakukan solidaritas dengan mogok massal.

Tak mau mengambil resiko, pemerintah menurunkan polisi anti huru-hara untuk membubarkan pekerja tambang, dengan sedikit refresif, sehingga menimbulkan korban jiwa baik dari pihak pekerja tambang maupun dari aparat sendiri.

Begitulah sekelumit cerita teatrikal dan drama musik yang dipersembahkan oleh siswa-siswi kelas 6 hingga kelas 11 Sekolah Victory Plus Bekasi, Rabu, 23 Pebruari 2011.

Drama teatrikal yang disertai musik tersebut sebenarnya bukan menceritakan tentang hiruk-pikuk mogok massal pekerja tambang dan bentrokan buruh tambang dengan polisi Inggris. Melainkan, ending cerita lebih kepada keberhasilan dari salah satu anak pekerja tambang dari citat-cita awalnya menjadi petinju profesional. Kemudian malah menekuni balet hingga mengantarkannya menjadi penari balet terkenal. Padahal waktu itu, seorang anak lelaki di Inggris sangat naïf dan memalukan untuk menjadi penari balet.

“Kita sebetulnya bukan melihat ceritanya. Melainkan bagaimana kegigihan, semangat lelaki bernama Billy untuk membantu orang tuanya yang kena PHK dari pekerja tambang. Hingga Si Billy pemberani itu mencapai impiannya membantu keluarga,” kata Isti Handayani, ketua panitia acara bertajuk, “Billy Elliot from SVP to Merapi”.

bentrok pekerja tambang dengan polisi
Acara ini dalam rangka penggalangan dana untuk membangun kembali sekolah rusak akibat erupsi merapi ini juga akan mempersembahkan beberapa drama musikal yang dibawakan puluhan siswa-siswi Sekolah Victory Plus Bekasi, dengan topik yang berbeda-beda.

Selain Billy Elliot pada 23-24 Pebruari 2011 oleh siswa kelas 6 hingga kelas 11, ada juga pertunjukan The Lion King, ‘You are more than what you have become’ 27-28 April 2011 yang diperagakan oleh siswa-siswi kelas 3 hingga kelas 5 SD, dan Barney ‘Shine Like A Star with Good Manners’ pada tanggal 9 Juni 2011 mendatang. Pagelaran ini dimainkan oleh anak-anak dari TK Victory Plus.

Untuk Bantu Buku dan Bangun Sekolah

Ibu Isti Handayani, Ketua Panitia
Hasil dari ke-3 pentas tersebut akan disumbangkan untuk membangun kembali gedung SMP Negeri Cangkringan 2 dan SD Petung yang terkena erupsi lahar panas gunung Merapi. Menurut data yang diperoleh, SMPN Cangkringan 2 merupakan salah satu gedung sekolah yang mengalami rusak berat. Sehingga memerlukan rehabilitasi bangunan kembali agar 325 siswa dapat belajar kembali dengan nyaman serta memberikan bantuan buku paket.

Sementara, SD Petung seluruh gedungnya sudah hilang tertutup erupsi merapi. Termasuk nasib 94 siswa yang rumahnya rusak akibat lahar panas merapi yang melanda daerah ini pada Oktober 2010 lalu.   

Hadir dalam acara pementasan awal, Suyanto dari UPTD Pembinaan SD Kecamatan Rawalumbu, Sekolah Harapan Bangsa Tangerang, orang tua murid, siswa-siswi SVP, guru-guru, karyawan, Ir FX Santoso Handoko direktur eksekutif SVP, dan Yustina Ries Sunarti SPd MSc direktur Sekolah Victory Plus Bekasi.

Banyak juga yang terlibat dalam pagelaran ini, terutama crew produser Ibu Evelyn Siburian, Hendriadi, Dewi Yulia; crew direktur oleh Yohanes Nursalam; asisten direktur Farah Ningtyas sekaligus manager bersama Hesti Marlina.

Yang menarik dalam koreografer banyak diciptakan oleh Cesyl Athaya Fauziyya bersama kawan-kawan yang merupakan anak dari almarhum pemusik dan komposer terkenal Elfa Scioria Hasbullah yang meninggal di RS Pertamina Cempaka Putih, 8 Januari 2011 lalu.

Jangan lupa nonton ya drama berikutnya. Ditunggu lho…. (tengku imam/red)   

Bang Imam, Ibu Isti, Suyanto, Handoko, Komite, Ibu Yustin

Minggu, 20 Februari 2011

Marsma TNI Tedy Sutedjo, S.Sos : Di Indonesia Harga Nyawa Rendah


Marsma (TNI) Tedy Sutedjo, S.Sos

Marsekal Pertama (Marsma) TNI Tedy Sutedjo S.Sos Direktur Operasi dan Latihan pada Deputi Bidang Operasi SAR, BASARNAS berharap semua orang perlu mencontoh hal-hal yang sudah diperbuat oleh Bekasi—terutama hal yang sudah dilakukan komunitas peduli Informasi (KOMPI-887) di wilayah Perumahan Pondok Gede Permai (PGP)

“Kesadaran menyelamatkan nyawa manusia di Bekasi sangat tinggi. Bisa dilihat dari terbentuknya komunitas KOMPI dan pembangunan Pos Pemantau P2C ini. Padahal, di Indonesia ini harga sebuah nyawa masih sangat rendah,” kata Tedy saat memberi sambutan pada peresmian Pos Pemantau Pertemuan Kali Cileungsi-Cikeas dan Bekasi di Perumahan PGP Jatiasih, Sabtu, 19 Pebruari 2011.

Padahal menurutnya tugas kebencanaan bukan semata menjadi tanggung jawab Basarnas saja—tetapi butuh kepedulian masyarakat, LSM, Ormas, komunitas radio baik RAPI dan ORARI maupun perusahaan swasta dalam bentuk CSR. Pembangunan pos ini sendiri dibiayai oleh Bank Mandiri.

“Banyak korban justru jatuh akibat kepanikan yang berlebihan. Kepanikan bukan cuma terjadi pada warga, termasuk juga petugas. Untuk supaya kita tidak panik, mari kita persiapkan diri kita masing-masing,” kata perwira TNI berbintang satu dipundak ini.

Ia menambahkan, masyarakat perlu mengingat bahwa tidak ada kata meminta tolong dalam keadaan darurat bencana, karena pertolongan pertama datang dari diri sendiri. Makanya perlunya masyarakat diberikan pemahaman soal early warning system.

“Saya sempat mengunjungi sekolah Al-Azhar di Jakarta. Karena ada keponakan saya yang sekolah disana. Saya bilang, jangan harapkan guru-guru bakal menolong mereka (siswa,red), karena saat panik tidak akan sempat membantu orang lain. Harus diajari bisa menolong diri sendiri,” kata Tedy lagi.

Kalau masalah biasa, bisa kita antisipasi berdasarkan teori dan ketentuan lain. Lain hal dengan musibah atau bencana yang datang dengan tiba-tiba, apalagi Negara kita terletak di jalur bencana.

“Musibah tidak ada eskalasi yang jelas. Untuk itu jangan ditakutkan bencana itu, tapi mari kita persiapkan untuk menghadapinya,” kata Tedy berfilosofi.

Ia berharap dengan adanya Pos Pemantauan P2C ini, informasi dini kebencanaan terutama menyangkut banjir yang terjadi pada siklus 5 tahunan di Bekasi dapat diminimalisasi kerugian baik materi dan nyawa manusia.

“Kita siap membantu memberikan pelatihan kepada warga, sekalipun bukan merupakan tugas pokok saya. Nanti kita kirim yang khusus untuk itu,” janji Tedy.

Standar Tindak Awal

Tugas pokok Ditopslat adalah melaksanakan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang operasi dan latihan SAR serta pelaksanaan tindak awal operasi dan latihan SAR.

Sedangkan fungsinya antara lain pengerahan potensi SAR, pelaksanaan koordinasi tindak awal dan pengendalian operasi SAR; pelaksanaan kerja sama operasi dan latihan SAR baik di dalam negeri maupun dengan luar negeri; koordinasi, pendataan, dan perencanaan pengerahan potensi SAR; penyusunan standardisasi, sistem dan petunjuk operasi dan latihan SAR.

Pelaksanaan evaluasi dan pemantauan operasi SAR; pelaksanaan evaluasi dan pemantauan latihan SAR; pelaksanaan siaga SAR; pelaksanaan penggantian biaya operasi SAR; pelaksanaan pendataan instansi/organisasi berpotensi SAR; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. (tengku imam)

IBU KARSIM, Memulung Untuk Menyambung Hidup


Jatiasih (BEKASI), 19 Pebruari 2011

Ibu Karsim (53) memulung buat makan
Hari itu Ibu Karsim (53 tahun) tersenyum lebar. Karena tidak perlu berpeluh dan berjalan dari rumah ke rumah, ia sudah mendapatkan botol bekas dan bungkus kue sekira 3 karung. “Lumayan mas, kita butuhnya bayar lsitrik dan makan sehari-hari,” sela Bu Karsim yang sehari-hari memulung di komplek Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) kepada Komunitas, Sabtu, 19 Pebruari 2011.

Kegiatan memulung dan mengumpulkan barang bekas oleh ibu 5 anak ini sudah dilakoninya sejak tahun 2007 lalu. “Sudah saya jalanin sejak bapak meninggal 4 tahun lalu. Kalau tidak begini, siapa yang mau member makan. Untung bapaknya ada warisan rumah, sehingga tidak perlu kontrak lagi,” kata Ema’ panggilan akrab masyarakat PGP kepadanya.

Suaminya dulu berprofesi sebagai supir PPD ini tinggal di RT 001/08 No. 30 hanya mengandalkan memulung barang bekas dan belas kasihan orang komplek. “Saya mulung hanya sekitar PGP saja. Semua ibu-ibu sudah pada kenal, kadang ada yang suka pada ngasih duit. Ada yang 10 ribu ada yang 5 ribu,” papar Ema’ lagi.

Barang bekas yang dikumpulkan tidak langsung dijual kepada pengumpul. Melainkan dipilah-pilah terlebih dahulu antara tutup botol, botol aqua gelas, sedang, kertas, bungkus/kotak kue, Koran dan lainnya. Harganya juga tidak menentu, tergantung maunya pengumpul atau agen. Ia menjual antara 1 sampai 1,5 bulan sekali.

“Bisa dapat kadang 400 ribu, tapi kadang Cuma 250 sampai 300 ribu. Tergantung milik,” kata Ema asal Brebes ini.

Saat ini katanya harga-harga lagi baik. Untuk tutup botol biasa dijual 2 ribu, botol 1.500, kotak nasi/kertas 500 per kg. “Tapi kalau tutup botol aqua yang bersih bisa dapat 4 ribu per kilo,” ujarnya.

Hari ini Ibu Karsim sangat beruntung, karena ada kegiatan peresmian Pos Pemantauan Pertemuan Kali Cileungsi-Cikeas dan Bekasi (P2C). Sehingga hajatan ini mengundang banyak orang. Ia sangat bergembira, karena hari itu sedikitnya dia dapat mengumpulkan barang bekas hingga 3 karung.

“Alhamdulillah, hari ini sangat lumayan,” katanya tersenyum. (bang imam)

Rabu, 16 Februari 2011

Selasa, 15 Februari 2011

2631 Guru Sukwan Kota Bekasi Terancam Tidak Digaji


Dialog antara Disdik, DPRD, PGRI dan FKGS
Forum Komunikasi Guru Sukarelawan—Sekolah Dasar Negeri (FKGS-SDN) Kota Bekasi menuntut kejelasan status mereka, apakah dijadikan sebagai TKK atau diangkat menjadi PNS. Mereka saat ini sangat resah karena tunjangan dan gaji mereka tidak lagi dianggarkan dalam APBD Kota Bekasi 2011.

Belum lagi adanya aturan tentang pemberian honor untuk guru Non PNS lewat dana BOS tidak boleh melebihi 20%. Keresahan itu semakin menjadi karena dalam pendataan tenaga honorer Agustus 2010 lalu, mereka dimasukkan pada Kategori II, sehingga kesempatan mereka untuk diangkat menjadi CPNS semakin tidak jelas.

“Kami meminta kepada pemerintah Kota Bekasi untuk menganggarkan kembali bantuan transport kepada guru sukarelawan,” pinta Indah Widya Astuti, Ketua FKGS-SDN Kota Bekasi kepada Komunitas disela-sela acara dialog terbuka soal masa depan tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bekasi baru-baru ini.

Eksotisme Wisata Pantai Palabuhan Ratu



senja di Pantai Pelabuhanratu, Sukabumi
Pantai Palabuhanratu, atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi.

Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.

Karena tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.

Jumat, 11 Februari 2011

Tips Menghindari Bakteri Enterobacter Sakazakii



1.      Dianjurkan menggunakan air yang dimasak sampai mendidih. Biarkan air selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70 derajat celcius.

2.      Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai takaran yang dianjurkan pada label.

3.      Sisa susu yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 jam.

4.      Perlu diketahui bahwa susu formula bukan suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi kuman yang menyebabkan penyakit.

Sumber Siaran Pers Kementerian Kesehatan

Rabu, 09 Februari 2011

Warga Tiga Desa Gotong Royong Buka Akses Jalan Penghubung


Bupati Garut H. Aceng HM. Fikri,S.Ag, Jum’at (4/2), meninjau kegiatan Kerja bakti pembuatan jalan  tembus yang menghubungkan tiga desa; Desa Sukaratu, Sukalaksana, dan Desa Linggamukti Kecamatan Sucinaraja. Jalan sepanjang seribu meter  dengan lebar 5 meter dilaksanakan secara swadaya  murni masyarakat. Sekitar dua ribu orang warga dari ketiga Desa tersebut ambil bagian dalam pengerjaanya. Guna menghubungkan tiga desa ini, akan di bangun juga jembatan diatas sungai Cisangkal dengan panjang 15 hingga 19 meter.

Antusias masyarakat dalam pembukaan jalur penghubung tiga desa ini terlihat tinggi, sehingga mengundang decak kagum Bupati saat peninjauan kegiatan ini. Camat Sucinaraja, Drs. Ajat Sudrajat,M.Si, menuturkan, dengan dibukanya akses jalan ini akan sangat memudahkan warga masyarakat dari desa sulaksana dan desa linggamanik, terutama anak-anak sekolah di SMPN 1 Sucinaraja dan warga yang memerlukan pelayanan kesehatan ke Puskesmas Garawangsa yang ada di Desa Sukaratu, Sukaratu sendiri merupakan pusat pemerintahan kecamatan sucinaraja.

Selama ini mereka kalau mau pergi ke Sekolah maupun Puskesmas dan Kecamatan  harus melalui Kampung Lawang Biru di kecamatan karangpawitan, dengan jarak tidak kurang dari 7 km. “Tentu saja dengan dibuka akses ini, akan mengurangi jarak tempuh, sehingga akses perekonomian dari dan ke Desa Sukaratu akan  meningkat”, ujar Ajat dihadapan Bupati Aceng.

Luas lahan yang diperlukan untuk pembukaan jalur ini tidak kurang dari 1 hektar, yang diperoleh dari hibah masyarakat sebanyak 25 orang, pengerjaan jalan tersebut diperkirakan akan memakan biaya yang mencapai 800 juta rupiah lebih.

Bupati H. Aceng HM Fikri, menyambut baik prakarsa warga yang didukung pihak Kecamatan dan para kepala Desa yang mempunyai kemauan serta semangat membangkitkan gairah kebersamaan dalam bergotong royong, ia pun menyatakan rasa bangganya dengan inisiatif warga dan bisa dijadikan suri tauladan bagi daerah lain. karena hal tersebut sudah mulai jarang dilakukan masyarakat.

Bupati juga berharap dalam pengerjaannya, warga masyarakat selalu berkonsultasi dengan pihak dinas terkait, guna ikut membantu memberikan standar kelayakan  dari pembuatan jalan tersebut, pada kesempatan tersebut bupati juga mengatakan akan membantu memberikan stimulan. (Nina Suviana/Biro Garut)

Minggu, 06 Februari 2011

Nita Lumpuh Layu Sejak Usia 9 Tahun


Tidak terdaftar sebagai peserta Jamkesmas,

Nita (35) lumpuh/Foto:Boyke Parningotan Hutapea
Kota Bekasi – Lagi-lagi fenomena masyarakat miskin yang tidak mendapatkan haknya melalui  Jaminana Pelayanan Kesehatan (JPK) dari pemerintah kembali terjadi. Hal ini terjadi akibat kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait dengan stekholder dalam mesosialisasikan Program kesehatan bagi warga kurang mampu tersebut.

Nita (35) gadis warga yang tinggal di jalan raya Wibawa Mukti Kampung Cakung Rt 03/05 No 67 Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih Pondokgede Kota Bekasi, mengalami lumpuh layu sejak berusia 9 tahun.

Awalnya nita anak ke lima dari enam bersaudara ini, sakit demam. Kemudian keluarganya berusaha membawa nita ke salah satu mantri untuk di obati. “Setelah di suntik mantri, selang satu bulan saya tidak bisa jalan” kata Nita sambil menangis.

Parahnya lagi penglihatan Nita saat ini juga mengalami gangguan, ia tidak bisa melihat karena setiap harinya hanya berada di dalam kamar yang pengap tanpa ada ventilasi udara. “Kalo melihat mata saya buram mas” jawab Nita sedih.

Kini  Nita tinggal di rumah berukuran 6x7 meter yang masih berlantaikan tanah, bersama ibunya Inah (70), sedangkan ayah Nita, Kaca sudah lama meninggal. Nita tidak sempat menikmati bangku sekolah karena tidak ada biaya. Sementara kelima saudaranya kini sudah menikah dan tinggal bersama keluarga mereka masing masing.

Menurut Adit kakak Nita yang bekerja sebagai buruh serabutan, sejak mengalami kelumpuhan adiknya tidak pernah di bawa ke dokter karena terbentur biaya. “Buat makan saja sudah sulit mas, apalagi untuk  berobat Nita,” tutur Adit sambil memandang adik kesayangannya yang tidak bisa berjalan.

“Tadi pak lurah dan rombongan dokter dari puskesmas juga sudah datang, tapi cuma melihat saja tanpa di lakukan pemeriksaan, malah kata dokternya bahwa yang di cari adalah usia 0-15 tahun dan yang pernah di imunisasi” terang Adit kepada Komunitas.

Di Kampung Cakung, Nita termasuk keluarga miskin, namun sayang ia tidak terdaftar sebagai warga tidak mampu yang harusnya mendapatkan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK). Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi warga yang tidak mampu juga tidak pernah mereka ketahui. “Kita nggak tau kalo ada SKTM, nggak di kasih tau pak RT” jawab Adit dengan logat asli Betawinya itu.

Sosialisasi tentang Jamkesda, Jamkesmas atau SKTM tidak di laksanakan  dengan baik kepada warga Kampung Cakung Kelurahan Jatisari oleh Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial Kota Bekasi. Padahal anggaran untuk kegiatan tersebut yang di biayai APBD sudah ada.

Ronda Siswara Kepala Kelurahan Jatisari mengaku kurangnya koordinasi antara pihaknya dengan dinas-dinas  terkait serta ketua RT dan RW di wilayahnya. Sedangkan jarak tempat tinggal Nita dari kelurahan hanya berjarak kurang lebih lima ratus meter dari kantornya.

Menurut lurah Jatisari ada tiga lagi penyandang cacat di Kelurahan Jatisari, namun Nita akan diprioritaskan terlebih dahulu. “Besok saya dengan dokter dari puskesmas akan membawa Nita ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapat pengobatan medis” jawab Ronda dengan kumis tebalnya. 

“Nita belum memiliki KTP, sehingga ia tidak terdaftar sebagai keluarga miskin, namun saat ini pihaknya telah membuat SKTM dan Jamkesmas bagi Nita” ujar ronda.

Di samping itu, saat Komunitas menanyakan kepada petugas Kesos kriteria warga miskin yang mendapatkan SKTM, petugas tersebut menjawab hanya dengan senyuman bingung sambil menyodorkan arsip.

“Saat ini kita memakai data lama SKTM, sedangkan sekarang ini belum dilakukan pendataan kembali mas” jawab petugas Kesos itu, tanpa menjawab kriteria warga miskin.

Kini pihak keluarga Nita berharap ada bantuan dari para dermawan. Dan Nita juga berharap ada mujizat untuk kesembuhan dirinya. Sebab ia masih ingin menyenangkan dan membantu ibunya mencari kayu untuk memasak.  (BPH)

Kamis, 03 Februari 2011

Apakah Anda Peserta Serifikasi Guru 2011?!!!


EDISI 47 - TAHUN KE VI - FEBRUARY 2011

SERTIFIKASI GURU 2011 : TUGAS SOSIALISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DAN KOTA

Dinas Pendidikan melakukan sosialisasi kepada calon peserta sertifikasi guru. 
Materi sosialisasi antara lain : 
a)      Mekanisme dan Pola Sertifikasi;
b)      Mekanisme Pendaftaran;
c)      Proses Pendaftaran Peserta dan Penetapan Bidang Studi;
d)     Proses Registrasi; dan
e)      Tes Awal bagi yang memilih Pola Penilaian Portofolio (PF)


Anda tidak mendapatkan layanan ini, atau anda merasa dipingpong Dinas/PSG terkait, laporkan ke :


Direktorat Profesi Pendidik
Badan Pengembangan SDM PPMP
Up. Subdit Program
Gedung D Lt.14
Telp/Fax. (021) 57974121-57974122

Direktorat Ketenagaan
Dirjen Dikti, Gedung D Lt.5.
Telp. (021) 57946053
Fax. (021) 57946052

Layanan Pengaduan Majalah Komunitas
SMS 0852 3289 8460
Telp. (021) 464 44 305
(tengku imam/red)

Study Banding SMPN 2 Temanggung ke Sekolah Victory Plus Bekasi


Rabu, 02 February 2011
 
Kota Bekasi - 40 an guru, kepala sekolah, komite dan pengurus OSIS dari SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah melakukan study banding ke Sekolah Vivtory Plus. Dalam kunjungan tersebut, mereka diberi materi soal sekolah bertaraf internasional (SBI) dan mengikuti pelatihan sistem pengajaran secara interaktif.
Sementara, siswa mengikuti pembelajaran di kelas bersama siswa victory. Dalam kunjungan tersebut, kesan pertama mereka adalah bahwa kegiatan ini sangat mengesankan dan member pengalaman baru soal sistem pengajaran secara interaktif.
Studi banding kemudian diakhiri dengan beramah-tamah dan dengan membawa kesan mimpi memajukan SMP Negeri 2 Temanggung.
Perlu diketahui, saat ini status SMP Negeri Temanggung sudah berstatus RSBI sejak 3 tahun terakhir. Prestasi teranyar mereka adalah 16 besar sekolah terbaik tingkat SMP se Jawa Tengah. (prawoto)

IGTKI-PGRI PONDOKMELATI : 785 Siswa TK ikuti Manasik Haji


Rabu, 02 February 2011
 
Asrama Haji, PONDOK GEDE, Sebanyak 785 dari 24 TK dan 8 PAUD mengikuti manasik haji yang dilaksanakan IGTKI-PGRI Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu, 02 Pebruari 2011.

Pelaksanaan peragaan manasik haji ini dalam rangka memenuhi kemampuan anak terhadap sifat akhlak mulia dan salah satu rukun Islam. Reviola Harly SH, Kepala UPTD PAUD dan PNFI Kecamatan Pondokmelati mengatakan tahun ini IGTK sudah mandiri dalam melaksanakan manasik haji. “Tahun lalu kita masih gabung dengan Jatiasih,” katanya dalam sambutan.

Sementara, Ibu Muryani, Ketua IGTKI-PGRI Pondokmelati berharap dengan peragaan manasik haji tersebut, anak lebih memahami arti dan manfaat naik haji. “Sekaligus syiar Islam sejak dini,” tambahnya.

Kegiatan manasik haji berjalan dengan baik, dan dibagi atas 4 kloter. Semoga menjadi haji mabrur. (prawoto)